Selasa, 05 Maret 2013
PALEMBANG – Kepiawaian Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin dalam membuat perencanan pembangunan daerah sudah diakui. Sebagian besar rencana itu terwujud dan dapat dinikmati masyarakat banyak.
Salah satu contoh konkrit dari rencana itu adalah pemekaran Kabupaten Banyuasin menjadi daerah otonom dari kabupaten induk, Musi Banyuasin (Muba) tahun 2002 yang lalu.
Tokoh masyarakat Banyuasin HM Robani Syahrin mengatakan, sebagai mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Banyuasin, dirinya sudah merasakan pengalaman yang diterima dari Alex Noerdin tentang perencanaan pemekaran kabupaten itu. Pelajaran berharga itu saat dirinya menjabat Kepala Bidang Pembangunan Bappeda Muba yang diharuskan konsultasi dengan Alex Noerdin yang saat itu menjabat Sekda Muba.
Alex Noerdin, kata dia, benar-benar paham betul apa yang harus dilakukan, baik dari sisi validasi data maupun spekulasi ekonomi daerah jika Banyuasin menjadi daerah otonom. Hasilnya, Banyuasin kini menjadi salah satu kabupaten hasil pemekaran yang sejajar dengan kabupaten induk di Sumsel.
“Luar biasa. Sebagai orang yang bergelut lama di Bappeda, Pak Alex sangat handal dalam rencana pembangunan dan ekonomi. Beliau memberikan ilmu pada saya bagaimana melakukannya. Alhamdulillah, dari ide kreatif beliau, Banyuasin dimekarkan dan kini maju pesat,” kata dia di sela-sela Silaturrahmi Gubernur Sumsel dengan Masyarakat Kecamatan Banyuasin III di Lapangan Sepakbola Pangkalan Balai Banyuasin, Senin (4/3).
Tidak itu saja, saat menentukan ibukota Banyuasin, walaupun terjadi tarik ulur terkait rencana ibukota Banyuasin, Alex Noerdin dengan tegas menawarkan agar Pangkalan Balai menjadi pilihan utama dibanding daerah lain. Dalam penilaian seorang Alex Noerdin, kata dia, Pangkalan Balai berpeluang menjadi daerah yang maju dan berkembang pesat sehingga secara tidak langsung berpengaruh terhadap pemerintahan Banyuasin.
“Sempat terjadi tarik ulur sehingga terpecah-pecah. Tapi, akhirnya didatangkan tim khusus dari Institut Teknologi Bandung untuk menilai daerah mana yang lebih baik. Hasilnya, sangat tepat dengan rencana Pak Alex, Pangkalan Balai jadi ibukota,” ungkapnya.
Tidak heran, lanjutnya, sejak memimpin Sumsel pada 2008 yang lalu, Provinsi Sumsel maju dan berkembang, bahkan mampu mengalahkan daerah lain dalam persaingan pembangunan. Sumsel kini tidak hanya dibanggakan masyarakatnya, tetapi juga dikenal di mancanegara.
“Beliau sosok pemimpin merakyat. Beliau berhasil menjalankan pemerintah dan pembangunan yang baik. Wajar, kalau semua orang melirik Sumsel dengan kehebatannya,” kata dia.
Penilaian yang sama juga diungkapkan Bupati Banyuasin Amirudin Inoed. Menurut dia, tidak berlebihan jika Sumsel maju saat ini karena tangan dingin seorang Alex Noerdin sebagai pemimpinnya. Dari pengalaman yang ia dapatkan dari mantan Bupati Muba itu, ia mampu membawa Banyuasin sejajar dengan kabupaten induk di Sumsel. Perekonomian Banyuasin maju pesat, dan APBD semakin tinggi dari tahun ke tahun, yang kini sudah mencapai Rp1,4 triliun dari Rp190 miliar pada awal pembentukannya.
“Saya juga turut merasakan ilmu dari Pak Alex. Beliau banyak mengajarkan saya soal pembangunan dan apa yang dilakukan. Buktinya, masyarakat Banyuasin kini menikmatinya,” ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin mengatakan, Banyuasin memegang peranan sangat penting Sumsel ke depan. Sebab, sebagian besar program jangka panjang dan jangka pendek pembangunan Sumsel berada di Banyuasin, mulai dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Pelabuhan Internasional Tanjung Api-api (TAA), double track Lahat-TAA, maupu beragam proyek pembangunan lainnya.
Terpilihnya Banyuasin sebagai pusat pembangunan, karena letak geografis daerah ini sangat strategis untuk menjangkau provinsi maupun negara tetangga. Misal, jarak antara TAA menuju Singapura tidak lebih dari 400 kilometer (km) dan akses menuju pulau Jawa hanya 480 km. Sehingga semua produk yang dihasilkan dari KEK TAA dengan cepat didistribusikan kepada daerah tujuan.
Semua program itu juga tidak mengalami hambatan. Sebab, kerjasama antara Pemprov Sumsel dan Pemkab Banyuasin sudah terbangun. Dua pemerintahan ini sepakat dan saling bahu-membahu merealisasikan multi proyek itu. “Ini menjadi faktor penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya program pembangunan itu. Alhamdulillah, kedua belah pihak sudah sepakat dan tidak ada masalah lagi. Kami sinergis dalam membangunnya,” kata Gubernur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar